Pemanfaatan tanaman Wati oleh masyarakat Marind baik Marind Pantai maupun Marind Darat sebagian besar digunakan sebagai bahan baku minuman dan sebagai obat. Tradisi masyarakat Marind Darat dan Pantai di dalam memanfaatkan tanaman Wati terdapat sedikit perbedaan, namun perbedaan itu terletak pada tatacaranya. Minuman yang diolah oleh masyarakat Marind dianggap sebagai “Minuman Pusaka” yang diminum dalam setiap acara adat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Yang diperbolehkan untuk minum minuman Wati adalah semua pria maupun wanita berusia + 20 tahun keatas kecuali wanita yang sedang hamil.
Bagian tanaman yang dimanfaatkan dan cara pengolahan Wati adalah sebagai berikut :
Bagian Tanaman
|
Kegunaan
|
Cara Pengolahan
|
1
|
2
|
3
|
Akar
|
Bahan Baku Minuman
|
Akar
dan Batang dibersihkan dari kotoran dan tanah, dikunyah sampai menghasilkan
banyak cairan di dalam mulut lalu diludahkan kewadah yang terbuat dari
tempurung kelapa (manggom)
berdiameter 5-6 cm. Proses ini dilakukan sampai tidak menghasilkan rasa.
Hasil tersebut siap untuk diminum tampa diisaring dan ditambah dengah air.
|
Batang
|
Bahan Baku Minuman dan Obat Batuk, Luka
akibat tertusuk kayu
|
Obat
Batuk : Batang dikunyah sambil diisap sari dari batang tersebut oleh yang
sakit.
Obat
luka : Batang dikunyah sampai halus,
kemudian ditempelkan pada luka akibat tertusuk kayu.
|
Daun
|
Obat luka akibat gigitan serangga, kaki
seribu dan luka akibat tertusuk duri ikan Bambit, Ikan Duri dan Ikan Pari
|
Obat
luka : Helaian daun diberi tembakau
dan parutan kunyit lalu digulung. Gulungan tersebut dimasak dengan santan
sampai mendidih. Angkat dan dibiarkan
sampai hangat lalu ditempelkan pada luka.
|
Untuk mendapatkan bahan baku minuman tersebut biasanya masyarakat Marind melakukannya dengan cara menggunyah. Pengunyahan akar dan batang tanaman Wati dilakukan oleh siapa saja masyarakat Marind yang mampu mengunyah baik wanita maupun pria, orang muda maupun orang tua kecuali wanita yang sedang hamil.
Untuk menghilangkan rasa dalam mulut saat mengunyah Wati biasanya masyarakat Marind mengkonsumsi tebu, pisang, serabut kelapa manis dan air kelapa muda sebagai makanan dan minuman penetral.
Pemanfaatan tanaman Wati sebagai minuman mempunyai peranan penting dalam perayaan adat masyarakat Marind antara lain : sebagai harta bagi wanita Marind (mas kawin/dahud, dahun, nai kere, pemer), pesta babi (basik anggai, sawo, mboyo) yaitu pesta pembunuhan babi yang dilakukan untuk salah satu maksud misalnya balas jasa seseorang yang telah berjasa, pemakaian anting-anting pada anak perempuan, dan pemakaian pakaian adat pada laki-laki, perdamaian bagi orang yang berselisih, acara kematian, pernikahan, pesta perayaan keagamaan seperti permandian, penerimaan sakramen pertama atau komuni Pertama, penerimaan sakramen penguatan atau Krisma/sidi (Kristen), pesta natal dan Pesta Paskah serta perayaan pemilihan dan pelantikan ketua adat.
Klasifikasi Tanaman Wati (Piper methysticum)
Dunia (regum) : Plantarum
Divisio (Divisio) : Spermatophyta
Kelas (Classis) : Dicothyledonae
Bangsa (Ordo) : Piperales
Suku (Famili) : Piperaceae
Marga (Genus) : Piper
Jenis (Species) : Piper methysticum Forst
tolong hubungi saya jika anda adalah sumber tempat kava atau tanaman wati ini tumbuh whatsapp ; +6285270433946
BalasHapus