Taman Nasional Wasur merupakan salah satu kawasan konservasi yang unik dikarenakan di dalam dan di sekitarnya mermukim 4 (empat) suku asli yang tersebar pada 15 Kampung/desa, yaitu:
No.
|
Nama Kampung
|
Suku
|
Wilayah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Poo*
|
Yei-nan
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
2
|
Erambu*
|
Marind dek
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
3
|
Toray*
|
Marind dek
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
4
|
Soa*
|
Marind dek
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
5
|
Tambat*
|
Marind dek
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
6
|
Senayu*
|
Marind dek
|
SPTN Wilayah I Agrindo
|
7
|
Kuler
|
Marid
|
SPTN Wilayah II Ndalir
|
8
|
Onggaya
|
Kanume dan Marind
|
SPTN Wilayah II Ndalir
|
9
|
Tomer
|
Marind dan Kanume
|
SPTN Wilayah II Ndalir
|
10
|
Tomerau
|
Kanume
|
SPTN Wilayah II Ndalir
|
11
|
Kondo
|
Kanume dan Marind Kondo
|
SPTN Wilayah II Ndalir
|
12
|
Wasur
|
Marory Men-Gey
|
SPTN Wilayah III Wasur
|
13
|
Rawa Biru
|
Kanume
|
SPTN Wilayah III Wasur
|
14
|
Yanggandur
|
Kanume
|
SPTN Wilayah III Wasur
|
15
|
Sota*
|
Kanume
|
SPTN Wilayah III Wasur
|
Catatan :
*Kampung di luar kawasan TN Wasur
Seiring dengan perkembangan daerah beberapa suku dari luar (non asli) masuk dan bermukim di dalam kampung-kampung tersebut. Kondisi ini dimungkinkan karena adanya asimilasi/kawin campur, selain adanya transmigran yang ditempatkan oleh Pemerintah di kampung Sota sebelum berdirinya TN Wasur. Beberapa suku pendatang yang telah lama tinggal berbaur bersama penduduk asli antara lain ; suku Jawa, Timor, Bugis, Makassar, Buton, Kei dan Muyu, Biak.
Bahasa yang lazim digunakan untuk berkomunikasi antar suku/interaksi keluar adalah bahasa Indonesia, sedangkan komunikasi dalam kelompok masyarakat sesama suku digunakan bahasa masing-masing yaitu bahasa Marind, Kanume, Marori Men-Gey dan Yei-Nan.
Adat istiadat yang dimiliki penduduk asli adalah tari-tarian (Etor dan N’gatsi); Sasi (misar) ditandai dengan memasak makanan tradisional (Zeb/bakar batu sagu campur kelapa dan daging). Misar biasanya dilaksanakan ketika memperingati kematian seseorang yang dianggap panutan dalam kelompok masyarakat; Pengobatan tradisional; Perkawinan, anyaman/kerajinan tangan (tikar, keranjang, gelang tangan, cawat dan adat istiadat lainnya.
Disamping itu terdapat beberapa kearifan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat asli, seperti ; Pembakaran hutan savana dan padang rumput, Penyesuaian iklim mikro, pengolahan lahan, asosiasi habitat, pengenalan jenis flora/fauna, penghargaan terhadap tempat-tempat sakral serta pembelajaran kepada generasi muda tentang teknologi perburuan dan bercocok tanam.
Bahasa yang lazim digunakan untuk berkomunikasi antar suku/interaksi keluar adalah bahasa Indonesia, sedangkan komunikasi dalam kelompok masyarakat sesama suku digunakan bahasa masing-masing yaitu bahasa Marind, Kanume, Marori Men-Gey dan Yei-Nan.
Adat istiadat yang dimiliki penduduk asli adalah tari-tarian (Etor dan N’gatsi); Sasi (misar) ditandai dengan memasak makanan tradisional (Zeb/bakar batu sagu campur kelapa dan daging). Misar biasanya dilaksanakan ketika memperingati kematian seseorang yang dianggap panutan dalam kelompok masyarakat; Pengobatan tradisional; Perkawinan, anyaman/kerajinan tangan (tikar, keranjang, gelang tangan, cawat dan adat istiadat lainnya.
Disamping itu terdapat beberapa kearifan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat asli, seperti ; Pembakaran hutan savana dan padang rumput, Penyesuaian iklim mikro, pengolahan lahan, asosiasi habitat, pengenalan jenis flora/fauna, penghargaan terhadap tempat-tempat sakral serta pembelajaran kepada generasi muda tentang teknologi perburuan dan bercocok tanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar